Rabu, 23 Februari 2011

tentang "berpenghasilan"

Barangkali berpenghasilan itu memang bukan untuk mengumpulkan harta, melainkan untuk memanfaatkannya. Berfikir bagaimana agar harta itu bermanfaat bagi ummat adalah langkah untuk menjadikan berkah penghasilan kita.

Membaca at-takatsur, semakin yakin harta tidak untuk dikumpulkan, karena dengan banyak harta itu hanya akan melalaikan.... Rosululloh dan para sahabat pun begitu produktif dlm berpenghasilan, namun gaya hidup mereka benar2 sederhana. Jadi lebih bersemangat ingin menjadi zuhud yg produktif.

Teringat saat membaca kisah Abu Bakar ra yg menginfaqkan seluruh hartanya fi sabilillah, jadi terfikir banyak hal; tentu ini bukan masalah kenekatan saja; Bisa jadi, karena selain ada keyakinan bahwa Alloh adalah sang Pemberi Rejeki, ia juga memiliki bekal kemampuan "berpenghasilan" yang cukup, sehingga yakin ia akan mendapatkan pengganti harta yang telah ia infaqkan.

Begitu juga Rosululloh yang begitu gigih dalam berdagang, bahkan beberapa riwayat, nilai usahanya Milyaran jika dihitung dg mata uang sekarang... Namun apa yang beliau tinggalkan? Bahkan dinar terakhirnya sempat ia infaqkan sebelum menghembuskan nafas terakhir... Harta tidak untuk dikumpulkan, melainkan untuk dimanfaatkan.... Berhentilah menabung, beralihlah ke investasi.... Menabung itu mengumpulkan saja, investasi itu memanfaatkan. Wallohu a'lam.

2 komentar:

  1. Subhanallah, jadi merasa (memang)nggak ada apa2nya dibanding Sahabat Umar R.A. Masih ada embel2 khawatir ini dan itu....
    Eh iya,.. Salam kenal ya Mas Putu.

    BalasHapus
  2. Terimakasih mas Imron... salam kenal juga... [hehehe, nggak salah nih]

    BalasHapus

Akhirnya buku "percakapan tentang rindu dan waktu" tiba di rumah, siap dikirim buat teman-teman yang sudah pra pesan. Seneng rasan...