Alloh pasti menyediakan kesempatan kepada kita untuk beranjak dari dosa, namun kita seringkali terlalu malas memanfaatkannya sebagai sarana taubat kita... Atau kadang kita tidak memberi ruang hati yg cukup untuk sahabat kita yg sedang berjuang untuk berbenah, karena hati kita sibuk dengan prasangka dan kenangan dosa2 masa lalunya...
Seringkali kita tergoda untuk sibuk dengan "prasangka", lalu mengemasnya dengan gaya lebih anggun sebagai "anggapan", "persepsi", atau "teori"; walau kenyataannya sama... sekedar memelihara kebencian, menyimpannya dalam sekam jiwa... dan kita sering begitu enggan untuk menyiramnya dengan air sejuk cinta dan pengertian, juga pengorbanan untuk tetap bertahan dalam "husnudzon".
Begitu tipis batas antara curiga dan waspada. Begitu pula cinta dan benci. Kadang berdalih karena khawatirkan keadaan, justru sedang membangun cerita di isi kepala yang hanya berdasar prasangka semata. Dan kadang kita lanjutkan kenakalan cara berfikir kita, dengan bayang-bayang buruk [prasangka buruk] yang terhubung begitu logis, masuk akal... sehingga dengan yakin kita berpendapat ini bukanlah sekedar prasangka.
Selasa, 08 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar