Ini masih tentang nilai manfaat kita sebagai manusia, [semacam kelanjutan dari tulisan lama tentang "khoirunnaasi anfa'uhum linnaas.."] namun kali ini lebih pada bagaimana kita "menolong" orang lewat "mengalahnya" kita....
Kadang saat kita ada dalam pilihan untuk berebut sesuatu, maka semangat untuk mengalahkan akan lebih dominan. Bagaimanapun juga ber-kompetisi itu membuat lebih semangat. Mungkin hal ini memang manusiawi. Namun jika kita melihat dari sudut pandang yang lain, bahwa sebenarnya yang kalah itu [jika ikhlas] justru memiliki nilai kemanfaatan yang lebih dibanding yang menang. Yang kalah, justru bisa membuat yang menang lebih bahagia, artinya si pecundang/yang kalah itu bermanfaat membuat orang lain/sang pemenang itu bahagia.
Aneh memang... jika kita coba terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya menjadi janggal, namun bisa jadi inilah yang lebih baik... terbayang saat kita berebut jalan di tengah padatnya lalu lintas, dan kita selalu tersenyum penuh kemenangan ketika ada yang menerobos jalur kita... hmmm....
Lebih dalam lagi, jika kita membandingkan kondisi makro ekonomi suatu negara; yang diukur dari "neraca perdagangan"nya dengan negara lain. Bagaimana jika kita pun membuat "neraca perdagangan" kita dengan orang-orang di sekitar kita. Ukuran perbandingannya adalah nilai-nilai kebaikan yang kita lakukan. Misalnya neraca perdagangan antara aku dengan mas "A". Di daftar itu, tertulis berapa kali mas "A" itu lakukan kebaikan untukku, lalu di kolom lain tertulis berapa kali aku lakukan kebaikan untuk mas "A". Di bawahnya, kita hitung saldonya... hehe, siapa yang lebih banyak nilai kebaikannya? Jika model ini kita coba, maka yang terbangun adalah kita berlomba-lomba saling mengalah, saling bersaing dalam kemanfaatan, saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Demikian halnya dengan orang-orang lain di sekitar kita. Semakin luas jangkauannya, maka semakin terukur target-target kebaikan yang akan kita lakukan di lingkungan sekitar kita.
Mau kita coba? Yuuk...
Wallohu a'lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya buku "percakapan tentang rindu dan waktu" tiba di rumah, siap dikirim buat teman-teman yang sudah pra pesan. Seneng rasan...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
"Pagi gelap, seakan matahari telat terbit padahal ia hanya sembunyi di balik mendung; walau gelap, orang2 tetap bergerak cepat, jd inga...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar