bernyanyilah aku di satu siang;
sebagai bukti cinta pada matahari...
terik panggang otak-ku
mendidihnya ia, tumpah di tungku jiwa ini.
dan menarilah aku di satu senja;
yang gersang, kering, warnanya jingga
keindahan yang sendu
cukuplah senja ini mewakili rahsa yang gagap -mencari makna hari-
irama waktu, dan aku
bermain-main menunggu malam;
cukup ya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar