Rabu, 26 November 2008

belajar manajemen dengan hati;

awalnya dari obrolan dengan istri sepulang kantor, saat aku sibuk ber-sms ke temen-temen pekerja dakwah di Cikiwul (ranah tugas-ku) yang biasanya isinya perintah dan tugas2 saja....
kata istri, sekali-kali sms ke mereka tapi bukan perintah atau tugas, tapi pertanyaan tentang kabar mereka, kondisi kesehatan, dan keluarga mereka... hmmm ide bagus juga ya; sehingga yang terbangun bukan cuman hubungan kerja, melainkan hubungan hati...

hari ini, ada seorang "atasan"-ku di kantor (walaupun sebenarnya belum pernah jadi atasan langsung-ku secara formal, tapi informal: dia adalah bunda-ku di kantor..) ibu Aan, sms ke HP-ku yang isinya: "Halo Putu. Lg sibuk? Sukses selalu ya.."
aku kaget, dah lama tidak ketemu dengannya, setelah mutasi ke Kantor Pusat... kok tiba2 sms
aku balas: "Baik sekali, bunda... menjadi lebih baik saat dapat sms dari bunda..."
ternyata, teman2 seruangan juga mendapatkan sms yang sama... artinya: semua yang pernah jadi anak buahnya dikirim sms yang sama... jadi penasaran, aku sms lagi:
" bunda, ternyata temen2 juga dapat sms yang sama dari-mu... dalam rangka apa nih, bu? Survey ya?"
di luar dugaan, jawaban yang aku terima: "kangen aja"

hiks; jadi terharu. Menurutku, ini adalah perbincangan yang indah... hubungan yang tidak
kaku; melulu berbincang pekerjaan...
kalau dari kaca mata dakwah, ini mungkin proses "ta'liful qulub" menyatukan hati; benar memang tanpa kedekatan hati, bagaimana mungkin kita bisa selesaikan tugas2 kita..??

terima kasih bu Anik; terima kasih bu Aan...
aku dapatkan pelajaran berharga tentang komunikasi yang efektif dalam membangun manajemen dengan hati.

Selasa, 25 November 2008

belajar dari Anis Matta;

Via sms, dapet perintah dari mas "Camat" untuk hadir di acara launching 100 tokoh muda yang diadain PKS;

Hmmm... merasakan "warna" lain dari partai dakwah ini.... ada nuansa ke"Indonesia"an;
Yang menarik adalah saat menikmati penampilan Anis Matta, belajar banyak tentang kedewasaan dalam ber-politik, dalam istilahnya: Fiqh Sejarah; yaitu cara yang paling tepat untuk meletakkan sejarah secara jujur dan adil. Jangan terjebak dalam dendam sejarah, namun semestinya kita dapat memandang sejarah secara berkesinambungan....

Rekonsiliasi adalah keniscayaan sebuah bangsa yang memiliki cita2 untuk menjadi besar;
setetes darah kita, hanyalah setetes darah dari genangan darah para pahlawan di bangsa ini....
setetes air mata kita, hanyalah setetes air mata dari lautan air mata bangsa ini...
ide kita, hanyalah satu ide dari jutaan ide anak bangsa di negeri ini....

sudah saatnya, saling bergandengan tangan... keluar dari sekat2
Bangkitlah Negeriku, Harapan itu Masih Ada....

Rabu, 19 November 2008

Tentang Film “Perempuan Punya Cerita”

Memang benar bila orang bilang “pilar peradaban” itu perempuan. Karena banyak prilaku kejahatan itu diawali dari tidak dihargainya hak-hak perempuan.

Menonton film “Perempuan Punya Cerita” menciptakan “ngilu” di hati. Luka-luka perempuan dalam empat cerita itu cukup mewakili luka perempuan Indonesia.

Cerita Pulau;
Wulan, gadis yang memiliki ”kekhasan” (abnormal) harus rela melakukan aborsi, setelah diperkosa oleh pemuda kaya di kampungnya. Sementara sang bidan yang melakukan aborsi-pun sedang bertarung dengan kanker payudara stadium tiga...

Cerita Yogyakarta;
Safina pelajar SMA yang tetap menjaga keperawanannya meski hidup di tengah kebebasan seks di lingkungannya. Namun akhirnya menyerahkan keperawanannya kepada seorang yang memang ia cintai, seorang wartawan Jakarta yang menyamar menjadi mahasiswa untuk mengungkap kebebasan seks di kota Yogyakarta... ironis.

Cerita Cibinong;
Maisaroh, bocah yang masih duduk di bangku SMP, yang terpaksa harus melayani nafsu kekasih ibunya, dan akhirnya dijual oleh penipu ke pengusaha di Batam...

Cerita Jakarta;
Laksmi, istri yang mendapat warisan penyakit HIV dari mendiang suaminya yang pecandu narkoba. Dia harus bertarung dengan Mertua-nya dalam memperebutkan hak asuh anak tunggalnya. Terakhir dia harus merelakan anaknya demi masa depan-nya....

Luka-luka itu ikut larut dalam detak jantung-ku; menjadi semacam ”bumbu” dalam adonan jiwa-ku; semoga saja dapat menjadi pendorong untuk-ku, agar lebih dapat menyayangimu, menghormati bunda dan mertua-ku, dua bidadari-ku, juga perempuan2 di sekelilingku....
Semoga, penghargaan-ku pada mereka bisa menjadi langkah kecil-ku untuk menyelamatkan peradaban, menghidupkan nilai kemanusian yang nyaris raib di bumi ini... Amien.

Senin, 17 November 2008

value: teamwork


Salah satu corporate value DJP adalah teamwork;

kata teamwork di telingaku mirip2 bunyinya dengan komposisi lagu,
ada irama konstan, macam bass atau perkusi yang rapi
tapi ada pula lengkingan gitar melodi yang merobek keheningan....

di ruangan kantor-ku, memang seperti itu petanya...
ada yang adem, konstan, terasa nyaman bila ia ada...
ada yang penuh inovasi namun serupa percikan-percikan
ada yang koordinatif, -semacam penghubung untuk setiap ruas-ruas fungsi menejemen-

hmmm, aku jadi apa ya?
percikan, lengkingan, namun mungkin kurang padu dengan nada dasar "kerja" dalam team-ku
hehehe....
penggangu yang aneh;

kepada teman2-ku, yang selalu membuat hari-hari kerjaku menjadi "istimewa"
kuucap terima kasih dan maaf.

yang kulakukan selalu tak sepadan dengan yang telah kalian lakukan untuk-ku....

tentang Buku “Bilangan Fu”

lama2 bahaya juga membaca novel ini...
pijakan berfikirnya aneh, sedikit lemah;

terlebih ketika ada beberapa pandangan yang seakan-akan justru mencari dalil pembenaran terhadap kelestarian tradisi-tradisi "syirik" dalam masyarakat jawa...
bagaimana pandangan si Suhubudi yang menggunakan bilangan berbasis 12, bukan bilangan yang berbasis 10, lalu angka nol yang dituduh sebagai sebab menggeser peran nol yang dulu sebagai tanda, yang metafor, puitis... menjadi angka yang kaku dan matematis; dan penemu angka nol itu adalah ilmuwan Muslim, Al-Khuwarizmi....

yang tertangkap oleh nalar-ku justru, penulis ingin memberikan dalih bahwa Islam adalah agama yang "kaku"
Spontan akal sehat-ku berdalih, bahwa bukan seperti itu yang terjadi...
justru Islam datang sebagai penjelas "cara berfikir" kita... menjadi gamblang...
keyakinan itu tidak boleh ngambang
kebijaksanaan itu dibangun dari kedewasaan, bukan cara berfikir yang kekanak-kanakan... dengan menikmati "kegenitan" logika dan filsafat, membuat pengertian nihil, tiada, kosong, atau mungkin nol... menjadi hal yang ganjil dan tidak terdifinisi....

wallohua'lam...

Jumat, 14 November 2008

Terbang Pertama-ku


Dinas luar, ke luar kota... harus naik pesawat; hmmm.... agak bedebar juga, soalnya sedikit bermasalah dengan ketinggian...

Tapi ternyata, terbang itu indah... luar biasa bahkan;
bertemu dengan barisan awan, bergumpal-gumpal.... aku menatap mereka lama;
hingga akhirnya kami saling bertatapan. dan kami-pun berbincang. Perbincangan yang hangat....
sayang, aku sudah berjanji untuk tidak menceritakan tema perbincangan kami kepada siapapun..jadi maaf ya, tidak bisa aku sampaikan di sini; bagaimanapun juga janji adalah hutang, berhutang pada awan tentu akan sulit sekali melunasinya...

Ketika pesawat semakin meninggi, awan2 kecil itu, berada di bawah-ku... beberapa sesepuh awan memang masih sejajar denganku, kadang2 dia melotot, sewot, karena sayap pesawat menyenggol bahunya.... di atasnya, serpihan awan putih bergerak lebih cepat.... seperti tumpahan bubuk heroin yang yang tertiup angin....

Keindahan ini begitu mempesonaku, tak terbayangkan bagaimana surga nanti?? Yang katanya akan jauh lebih indah dari keindahan apapun di dunia ini....
hmmm.... jadi rindu bertemu surga....

Jumat, 07 November 2008

sakit kepala-ku

yang ada di kepala: keluarga, yang berharap aku selalu segar bugar....;
anak2 ciketing asem yang butuh perhatian lebih;
para pejuang cikiwul yang sepantasnya lebih banyak didampingi;
berkas di kantor yang mesti cepat diselesaikan;
sakit di kepala yang perlu dibenahi......;
dan gemuruh dalam dada, yang entah mesti diapain....

ada harapan bahwa
tersedia energi lebih
dari lubuk hati,
tidak sekedar nyali
melainkan cinta yang terus menyala... amien...

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...