Senin, 17 November 2008

tentang Buku “Bilangan Fu”

lama2 bahaya juga membaca novel ini...
pijakan berfikirnya aneh, sedikit lemah;

terlebih ketika ada beberapa pandangan yang seakan-akan justru mencari dalil pembenaran terhadap kelestarian tradisi-tradisi "syirik" dalam masyarakat jawa...
bagaimana pandangan si Suhubudi yang menggunakan bilangan berbasis 12, bukan bilangan yang berbasis 10, lalu angka nol yang dituduh sebagai sebab menggeser peran nol yang dulu sebagai tanda, yang metafor, puitis... menjadi angka yang kaku dan matematis; dan penemu angka nol itu adalah ilmuwan Muslim, Al-Khuwarizmi....

yang tertangkap oleh nalar-ku justru, penulis ingin memberikan dalih bahwa Islam adalah agama yang "kaku"
Spontan akal sehat-ku berdalih, bahwa bukan seperti itu yang terjadi...
justru Islam datang sebagai penjelas "cara berfikir" kita... menjadi gamblang...
keyakinan itu tidak boleh ngambang
kebijaksanaan itu dibangun dari kedewasaan, bukan cara berfikir yang kekanak-kanakan... dengan menikmati "kegenitan" logika dan filsafat, membuat pengertian nihil, tiada, kosong, atau mungkin nol... menjadi hal yang ganjil dan tidak terdifinisi....

wallohua'lam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...