apakah kita hanya bidak catur yang menunggu digerakkan takdir?
apakah kita hanya nampan rasa yang menanti cinta datang dan merasuki hati?
membiarkan batara kamajaya kuasai jiwa, memenuhi isi kepala dengan ketidakmasukakalan yang nyaman mengendap di kedalaman kenangan.
pada akhirnya nalar yang kalah, terkapar di sudut kamar,
emosi mengusir narasi,
rasa menjajah makna kata.
Kemanggisan, 01/10/2019
Poetoe
Minggu, 17 November 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
rantai langkah gontai kata memaknai detik dengan arti mata menangkap singkap rahasia jelang mati sejak lahir berani ada dalam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar