Adalah parang yang dilempar ke langit
kilatannya mengedip-kedip
dan orang-orang masih berkumpul bersekam amarah.
Adalah gelisah yang menjadi api
bahwa dusta menjadi biasa
bahwa pura-pura cepat menjadi nyata dalam berita.
Dustai saja aku...
Berita menjadi muak dalam karung kata juga penggalan fragmen.
Jadi rindu, pada Abu Nawas
yang saat gulita dalam pekat dusta dan fitnah,
ia tetap saja bersyair.
Ia yakin, pada saatnya orang dholim itu mati terpenggal parang orang dholim lainnya
lalu matahari terbit lagi, dari celah awan hitam
yang tersibak oleh anyir darah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar