Mari silakan masuk, kami sedang berpesta. Tersaji hidangan pengenyang perut. Sup dusta, sambal fitnah, lalapan hoax. Semuanya nikmat.
Mari silakan duduk, santai sajalah. Alunan musik indah menemani pesta kita. Irama jerit perlawanan, serak teriak ungkap rasa terdzalimi, dengan iringan bahak tawa melecehkan. Kegaduhan yang gempita.
Mari sini bergembira kita bersama. Pesta kita pesta rayakan kemenangan iblis kita. Karena berhasil sembelih nurani, porandakan cinta, dan berita kematian tak lagi menyedihkan.
Hahaha, kita pesta rayakan berhasilnya uji coba mesin penghancur dan pembunuh masal kita.
Bekasi, 1 Mei 2019
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Jumat, 03 Mei 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar