Jumat, 16 Mei 2014

Lelakon (yang antiklimaks)

Diawali dari lelakon yang harum tingkah polahnya, membuat terpukau kuli tinta dan media, penggemar menghamba dengan cara nan lebay;
asyik ia menari laksana peri atau bidadari, tebar pesona, lakukan hal-hal yang aneh di kalangan warga dunia yang kotor;
siapa sangka, bila kemudian terlihat ada luka menganga di balik jubah pencitraannya. Luka dari sabetan belati ibunya sendiri;
Luka yang memanjang juga dalam, merobek hingga nurani. Keindahan hati terciderai haus akan kuasa, dan lapar oleh harta, juga puja;
si dia kini memakai topeng "datar". Sembunyikan luka itu. Senyumnya adalah perih, tawanya adalah sumbang, ia hanya petugas saja;
Lihat saja nanti, pada puncaknya ia hanya akan menjadi temanten mendampingi sosok ceria tanpa makna. Sang ratu pura-pura. agh! #lelakon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...