Diawali dari lelakon yang harum tingkah polahnya, membuat terpukau kuli tinta dan media, penggemar menghamba dengan cara nan lebay;
asyik ia menari laksana peri atau bidadari, tebar pesona, lakukan hal-hal yang aneh di kalangan warga dunia yang kotor;
siapa sangka, bila kemudian terlihat ada luka menganga di balik jubah pencitraannya. Luka dari sabetan belati ibunya sendiri;
Luka yang memanjang juga dalam, merobek hingga nurani. Keindahan hati terciderai haus akan kuasa, dan lapar oleh harta, juga puja;
si dia kini memakai topeng "datar". Sembunyikan luka itu. Senyumnya adalah perih, tawanya adalah sumbang, ia hanya petugas saja;
Lihat saja nanti, pada puncaknya ia hanya akan menjadi temanten mendampingi sosok ceria tanpa makna. Sang ratu pura-pura. agh! #lelakon
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar