Menyebut nama ibu, terpikir olehku kata pengorbanan
Pengorbanan dari rasa sakit yang menjadi jalan kelahiranku
Pengorbanan dari rasa lelahmu yang menjadi ruang untuk aku terus belajar
Pengorbanan dari air susumu yang menjadi energiku untuk tumbuh....
... dan pengorbanan dari lafal doamu menjadi pintu kesuksesanku.
Terima kasih, ibu
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Selasa, 10 Desember 2013
Sabtu, 26 Oktober 2013
m u n g k i n
arus waktu seperti monster yang bersemangat hanyutkanku
menarik lengan jiwaku tanpa empati
lunglai aku tanpa daya
menggelepar saja dalam arus liar itu
juga keniscayaan yang terkadang dipaksakan ada
kemungkinan yang dipasung dalam jeruji pasti
yang tersisa tubuh tanpa daya
perlahan mengisut
menikmati tua yang menguasai segenap sisa energi
mungkin cara nikmati hari hanyalah kendalikan ingin
mungkin cara nikmati saat mati datang hanyalah meredam ingin sedini mungkin...
mungkin memang tak mungkin hanya berharap mungkin....
menarik lengan jiwaku tanpa empati
lunglai aku tanpa daya
menggelepar saja dalam arus liar itu
juga keniscayaan yang terkadang dipaksakan ada
kemungkinan yang dipasung dalam jeruji pasti
yang tersisa tubuh tanpa daya
perlahan mengisut
menikmati tua yang menguasai segenap sisa energi
mungkin cara nikmati hari hanyalah kendalikan ingin
mungkin cara nikmati saat mati datang hanyalah meredam ingin sedini mungkin...
mungkin memang tak mungkin hanya berharap mungkin....
Selasa, 17 September 2013
buram
aduh, udara menjadi larutan
pekat oleh adukan ketidakpastian.
anti pencitraan itu pun pencitraan,
berdalih ketulusan itu ternyata bukti ketidaktulusan,
bahkan berhenti bergerak itu pun gerakan untuk diam,
batas atas apapun itu menjadi samar.
akhirnya aku serahkan saja berkas ini padamu
di atas meja
dengan piring kotor dan gelas kosong
remah-remah roti
cinta aku sisakan
di sudutnya
sudahlah... jika ragu, abaikan saja.
ini rona pipi tanpa makna kok
bisa saja tanpa makna
mungkin bisa kau anggap tak bermakna
... padahal penuh makna. #lho
pekat oleh adukan ketidakpastian.
anti pencitraan itu pun pencitraan,
berdalih ketulusan itu ternyata bukti ketidaktulusan,
bahkan berhenti bergerak itu pun gerakan untuk diam,
batas atas apapun itu menjadi samar.
akhirnya aku serahkan saja berkas ini padamu
di atas meja
dengan piring kotor dan gelas kosong
remah-remah roti
cinta aku sisakan
di sudutnya
sudahlah... jika ragu, abaikan saja.
ini rona pipi tanpa makna kok
bisa saja tanpa makna
mungkin bisa kau anggap tak bermakna
... padahal penuh makna. #lho
belajar dari anak-anakku
Malam ini, aku belajar banyak dari anak-anakku. Tentang bagaimana mengerti dan memahami orang lain. Sebagai orang tua, terkadang aku merasa pantas minta dipahami... seperti saat marah karena mereka meminta sesuatu di saat yang tidak tepat, seringkali kalimat ini yang muncul "... tolong ya, pahami posisi Bapak... Bapak sedang capek." Padahal ternyata, mereka justru yang mulai pandai memahamiku
Seperti malam ini, sepulang kantor aku langsung kuliah, sehingga sampai di rumah tentu kondisiku semrawut dan lelah. Haya anak sulungku, menyediakan kopi. Walaupun setelah itu dia meminta aku membantunya kerjakan tugas dari sekolah. Aku katakan "Siap..." secara sudah dapat secangkir kopi. Sayangnya, si Asa (anak ketiga) mulai cari perhatian, dia rewel dan menangis, sebenarnya ini karena aku gagal mengerti apa yang dia butuhkan. Tapi karena aku sedang sibuk dengan kakaknya, Asa aku gendong saja, dengan tetap dalam tangisnya. Yang membuat aku terkesan justru saat Asa mencoba menghentikan tangisnya sendiri, dia tidur di sebelahku dengan memeluk guling dan menutupi matanya, perlahan isaknya berhenti lalu tertidur. Aku dan Haya berhasil dengan tenang selesaikan tugas. Bagaimana dengan Bunga, dia yang mengingatkan aku untuk mandi, karena sebentar lagi akan ada pengajian di rumah. Selesai mandi pun, Bunga yang meminjamkan mushaf Qur'annya saat dia melihat aku kebingungan mencari mushaf Qur'anku.
Demikianlah, anak-anakku menunjukkan perhatiannya kepada orang tuanya. Mereka berhasil memahami kondisi orang tuanya. Haya dengan secangkir kopinya, Asa yang walau menangis memaksa tidur karena tahu kesibukan Bapak dan kakaknya, juga Bunga yang paham perlengkapan mengaji bapaknya. Jadi malu, karena aku sebagai orang tua masih sering gagal memahami mereka. Padahal mestinya sebagai manusia yang terlahir lebih dahulu dari pada mereka, aku lebih mampu memahami mereka.....
Ajari aku, Nak....
Demikianlah, anak-anakku menunjukkan perhatiannya kepada orang tuanya. Mereka berhasil memahami kondisi orang tuanya. Haya dengan secangkir kopinya, Asa yang walau menangis memaksa tidur karena tahu kesibukan Bapak dan kakaknya, juga Bunga yang paham perlengkapan mengaji bapaknya. Jadi malu, karena aku sebagai orang tua masih sering gagal memahami mereka. Padahal mestinya sebagai manusia yang terlahir lebih dahulu dari pada mereka, aku lebih mampu memahami mereka.....
Ajari aku, Nak....
Rabu, 28 Agustus 2013
Tanda Tanyaku
adalah tanda tanya yang terjebak dalam ruang;
ia mencari detail yang sebenarnya tak ia butuhkan;
pada cemas ia bertanya mengapa;
pada harap ia meminta godaan;
pada keheningan ia bersandar pasrah....
adalah tanda tanya yang terjebak dalam ruang;
ia menggali lubang keinginan yang mungkin tak perlu ia gali;
pada ragu ia yakinkan kedengkian;
pada tatap ia tancapkan gelora;
pada sepi ia rebahkan bahagia.....
ia mencari detail yang sebenarnya tak ia butuhkan;
pada cemas ia bertanya mengapa;
pada harap ia meminta godaan;
pada keheningan ia bersandar pasrah....
adalah tanda tanya yang terjebak dalam ruang;
ia menggali lubang keinginan yang mungkin tak perlu ia gali;
pada ragu ia yakinkan kedengkian;
pada tatap ia tancapkan gelora;
pada sepi ia rebahkan bahagia.....
Sabtu, 20 Juli 2013
tentang Spongebob
Jalan ketulusan itu sering tampak bodoh #spongebob
Bekerja kok untuk mencari uang itu aneh #spongebob
Bekerja itu karena sistem sosial butuh pekerjaan kita,
uang yg kita dapatkan hanya sarana kita masih tetap bekerja... belajar dr #spongebob
Gaya #spongebob dalam bekerja
ini bukti level tertinggi dalam hirarki kebutuhannya Maslow. Aktualisasi diri
Justru Mr. Crab atasan #spongebob itu ada di level
bawahnya... masih cemen karena orientasi masih uang
Namun #spongebob justru menemukan
hakekat untuk tampak menarik di depan publik dibanding seni yg ditawarkan
Squidward
Khayalan #spongebob yg lebih bebas
membuat ia bisa melihat sisi yg tak terlihat oleh Squidward.
Ttg persahabatan kita bisa belajar dari persahabatan #spongebob dan Patrick.
Penuh ketulusan walau tentu terlihat bodoh dan naif.
Demikianlah yg saya pelajari dr #spongebob. Entahlah,
mungkin saja saya salah.
Selasa, 25 Juni 2013
Simponi Tawa (: ironi tawa?)
Pagi ini aku menangis bukan karena luka melainkan karena tawa terlalu lama menguasai jiwa.
Bagaimana tidak jika setiap kejanggalan menjadi kelucuan.... dan sengkuni pun kenakan topeng badutnya. Aib menjadi nada dasar, serupa nada minor yang kuasai lagu jiwa kita... bagaimana bisa kita tidak tertawa? ...dan permusuhan kita pada kesedihan tak berlangsung lama, karena kini sedih pun menjadi alasan kita untuk tertawa. ...lalu kita ada di persimpangan makna, karena tawa kita menangis atau karena sedih kita tertawa?
Sementara mereka mencandai kebenaran dengan menebar dusta sekehendak hati. Mereka tentu saja tertawa dan pastilah nurani menangis#simponiTawa
Bagaimana tidak jika setiap kejanggalan menjadi kelucuan.... dan sengkuni pun kenakan topeng badutnya. Aib menjadi nada dasar, serupa nada minor yang kuasai lagu jiwa kita... bagaimana bisa kita tidak tertawa? ...dan permusuhan kita pada kesedihan tak berlangsung lama, karena kini sedih pun menjadi alasan kita untuk tertawa. ...lalu kita ada di persimpangan makna, karena tawa kita menangis atau karena sedih kita tertawa?
Sementara mereka mencandai kebenaran dengan menebar dusta sekehendak hati. Mereka tentu saja tertawa dan pastilah nurani menangis
Kamis, 20 Juni 2013
Kumandangkan Kebenaran [nDalang Malam]
Dan para pemegang modal semakin norak genggam kendali kuasa.
Rakyat diinjak tanpa ampun. Mereka pongah karena sok kaya, bahkan membeli citra
penguasa yang kenakan bedak populis dan pencitraan seolah berhala, dipuja puja,
bahkan dengan ritual anti pencitraan. Keikhlasan dipoles di pipi, menjadi bahan
tertawaan anak-anak yang masih cerdas hati, dan unggas pun tertawa
berguling-guling.
Kenakalan hasrat berkuasa semakin membabi buta, mengubah
berita menjadi cerita, menyihir fakta menjadi tak nyata, anggapan menjadi
kebenaran. Dengan menjejal-jejalkan dusta ke liang telinga, kata menyihir akal
sehat menjadi sakit , manusia biasa yang doyan berita murah itu menjadi pasukan
tanpa hati. Berbaris kehilangan makna. Yang sadar tercecer dalam air mata ...mereka
bagikan jutaan topeng sengkuni, untuk tutupi sembab air mata nurani juga hati yang
mulai membusuk. ...mau marah saja kini malu. Karena alasan sudah menjadi anak
sah pasukan seribu muka. Kejujuran menjadi hening yang fals dalam orkestra jiwa
...hanya Punakawan yang ditunggu, petakilan kumandangkan tawa. Walau sumbang
tetap saja, karena ini energi yang tersisa ...Semar jalan geyal geyol. Mukanya
ambigu antara senyum atau menangis, ia simbol iman. Tempat bersandar saat letih
hati ...Gareng jalan pincang, ingatkan kita yang pasti cacat saat abaikan gerak
hati demi dengkinya ambisi. ...Petruk dan Bagong tertawa tawa sambil asyik
update status dan ngetuit ttg negeri yg menanam ironi, ttg ngeri yg penuhi
nurani. ...sepi pun basi, sunyi pun tak bernyali. Karena kebenaran jamuran saat
tak lagi ada yang berani perdengarkan lagi ...bernyanyilah terus, berteriak
lantang sajalah. Bunuh takutmu dengan simpan rapat-rapat dalam jeruji hatimu,
kunci lalu buang kuncinya #ndalangMalam
Selasa, 12 Maret 2013
tentang pagi;
Nasehat ibu: mulailah hari sepagi
mungkin. Karena bagaimana kita mengisi pagi itu mempengaruhi sepanjang hari
kita.
Mungkin PAGI itu menyaPA laGI. Karena seolah terulang, kelelahan kemarin berubah kembali menjadi kesegaran lagi. Karenanya mencari inspirasi pagi bisa menjadi energi kita untuk jalani hari ini.
Inspirasi pagi itu bisa didapat dari
wajah2 segar yg kita temui di masjid saat shubuh tadi, atau mungkin wajah kuyu
ngantuk anak balita yg
tetap memaksa diri untuk berjamaah di masjid. Salut untuk orang tuanya.
Juga wajah penuh semangat penjual
sayur yg sudah selesai berbelanja sebelum adzan shubuh.
Pemulung pun ada yg sudah berdinas
sebelum fajar terbit. Senyumnya lebar saat aku sapa, seolah ia ingin yakinkan
"jangan curigai aku, Pak" .
Sebentar lagi ada tukang koran,
melempar korannya penuh semangat. Ia tak ingin pelanggan terlambat baca koran
pagi sambil ngopi.
Sebenarnya mencari inspirasi pagi
sekarang ini gampang, buka saja twiter atau fb, akan banyak betebaran pesan dan
doa2 pagi...
Jika tak libur, sebentar lagi kita
akan masuk pintu tol, wajah ramah dan optimis petugas tol bisa mjd energi
pagi kita.
Pilihlah inspirasi pagimu, agar jadi
energi di sepanjang hari nanti. *nyruputkopi. #ttgpagi
Langganan:
Postingan (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...