Rabu, 27 April 2011

Asa Adila Madania

Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: "Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.." hmm... Yang membedakan Kartini dengan wanita Indonesia lain di jaman-nya adalah... ia terus memelihara "harapan" dalam hatinya, demikian pula hati wanita2 Indonesia pada masa itu...

Kedua, dijelaskan dalam buku "Visi Peradaban Komprehensif - Al-Ikhwan Al-Muslimun" salah satu faktor kebangkitan dan unsur kekuatan utama yang dibutuhkan oleh berbagai ummat dan menjadi sandaran berbagai bangsa adalah: Harapan yang luas. Al-Qur'an memberi ummatnya berbagai cara untuk mengeluarkannya dari umat yang mati menjadi umat yang setiap elemennya memiliki kehidupan, tekad, harapan, dan ketetapan hati.

Berdasar dua hal tersebut di atas, rasanya tepat jika puteri ketiga-ku yang lahir bertepatan dengan hari Kartini itu, aku beri nama Asa, yang bermakna harapan. Karena harapan unsur penting dalam kebangkitan ummat.... lengkapnya: Asa Adila Madania, menjadi harapan tegaknya keadilan dan terwujudnya masyarakat madani, masyarakat modern yang berperadaban, egaliter, berfikiran terbuka, berwawasan luas, dan terus mendorong pembangunan yang berkesinambungan...

hmm... jadi berat banget, makna nama anak-ku; semoga tidak menjadi beban, melainkan motivasi, karena nama adalah do'a. Aamiin.

2 komentar:

  1. Datangnya pertolongan Allah itu disyaratkan adanya pertolongan kita kepada agama-Nya. Bahkan sangat penting para aktivis yang ikhlas itu mengerahkan segala kesungguhan dan daya-upayanya, bahkan untuk melipatgandakan upayanya. Hal itu dibarengi dengan kesanggupan menanggung kesulitan, apapun bentuknya. Mereka harus menghiasi diri dengan kesabaran dan keteguhan dalam kebenaran. Mereka harus berpegang teguh dengan mabda’ (ideologi) Islam dan pada metode Rasul Saw. hingga tercapai yang mereka inginkan.

    BalasHapus
  2. Jazakalloh khoir; atas taujih-nya semoga bisa menjadi energi untuk kita bersama.Aamiin.

    BalasHapus

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...