Selasa, 20 Oktober 2009

Lomba Pidato;

Secara bergiliran kami harus maju ke panggung (tempat tidur) dan yang lain duduk sebagai penonton (di samping tempat tidur); masing-masing harus berpidato, isinya:
- memperkenalkan diri,
- alamat tinggal,
- hoby,
lalu dilanjutkan menceritakan sesuatu ttg hoby tersebut.

Giliran pertama, Bunga yang maju ke depan. Gayanya seperti biasa, asyik. Sambil menyebut nama lengkap dan nama panggilan, ia melompat ke sana dan ke mari. Dia sebutkan alamat rumah, sambil bertanya dahulu, mau tahu alamat rumahku?? hehe..
Bunga sebutkan hoby-nya, yaitu "bermain sekuter", "tahukan sekuter itu seperti apa..?" lalu dia menjelaskan tentang sekuter, bentuk dan jumlah rodanya, bahkan bagaimana cara memakainya. Pidato itu ditutup dengan pura2 jatuh setelah menirukan gaya menggunakan sekuter... kami bertepuk tangan.

Giliran kedua, Haya yang maju. Lebih tenang. Dia awali dengan kata "Teman2" cukup komunikatif. Alamat tentu saja sama. Hoby-nya "menggambar". Kemudian Bunga yang saat itu sudah sebagai penonton, menginterupsi... "menggambar itu apa?" "Kok suka menggambar?" Haya menjawab, "menggambar itu asyik, karena kita bisa berkhayal..."
Pidato itu ditutup dengan "terimakasih teman2". Kami kembali bertepuk tangan.

Giliran terakhir, aku yang maju. Hiks, tentu saja lebih formal. Secara memang sudah tua, juga karena efek pelatihan John Robert Powers. Aku memperkenalkan diri, menyebutkan alamat, dan Hoby. Hoby-ku tentu bermain bola, lalu aku harus menceritakan tentang "sepak bola" baru beberapa kalimat, Haya merem sejenak, Bunga memperhatikan kakaknya, lalu ikut2an merem... aku bertanya, lho kenapa? Ngantuk ya? mereka mengangguk...

Hiks..
dalam perlombaan pidato tersebut, aku kalah. Aku tidak bisa membuat apa yang aku sampaikan menjadi menarik di depan anak-anakku. hehehe, ternyata untuk berbicara yang lebih komunikatif aku harus belajar banyak dari mereka. Bunga yang tetap centil, dan Haya yang tenang namun tetap komunikatif.
Terima kasih, anak-anakku. Kalian HEBAT!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...