ini tentang cinta,
yang menetes di kelopak mata, entah milik siapa...
pendar kilaunya ciptakan gambaran wajah bocah menangis,
di depan tumpukan sampah, sementara ibunya meringis tersandar di tumpukan kardus,
dari koreng di kakinya tercium aroma menyengat....
lalat lalat menciuminya hangat;
ini tentang cinta,
yang menetes di kelopak mata, entah milik siapa...
gemericiknya senada dengan jeritan gadis abnormal
yang tega diperkosa oleh pemuda bejad moral...
yang berdalih sistem masyarakatnya-lah yang mengajarkan padanya;
ini tentang cinta,
yang menetes di kelopak mata, entah milik siapa...
yang terus memaksa untuk bercerita, tentang canda dan tawa dalam sebuah pesta kita,
juga erangan ibu dengan 3 anak balitanya... meregang nyawa sesaat setelah menelan sebungkus nasi basi.
bercerita tentang harga diri yang raib terampas oleh ambisi berkuasa,
bercerita tentang harga diri yang lenyap terhapus silaunya harta dunia...
bercerita tentang kita, dunia dan air mata....
ini tentang cinta,
yang menetes di lubuk jiwa,
berbisik persis di dekat telinga nurani kita....
akrab sangat akrab.. dekat sangat dekat...
namun justru kita yang sering anggap ia tiada;
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
aku ijin share di fesbuk yaaaa.....
BalasHapussilahkan dik...
BalasHapus