Minggu, 12 Oktober 2008

keengganan untuk beranjak dari masa lalu

Aku menyadari satu hal, bahwa selama ini aku terserang virus “keengganan untuk beranjak dari masa lalu”. Aku sibuk menyimpan setiap kenangan, bahkan kadang hanya fragmen-fragmen sederhana-pun aku simpan di bilik hati.

Aku simpan penggalan2 hidup itu dengan kata, barang pemicu ingatan, atau kadang simbol-simbol saja, aku jadikan mereka kunci untuk membuka peti ingatan-ku.... di suatu saat nanti.

Seperti mentari sore ini, aku simpan dalam satu lukisan dalam batok kepalaku, dengan hiasan irama jazz (ntah lagu apa, dulu maen beli aja... yang penting ngeblues..), rasanya aneh, agak ngilu, sepi, kadang tiba-tiba hadir rasa suwung gung liwang luwung... dan sambil tetap menatap mentari senja di pintu tol sepulang kantor... aku biarkan air mata mengalir, biarkan saja, biarkan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...