Senin, 02 Juni 2008

buat bang Bahren dan teh Hilda, (kutulis waktu masih tinggal di Kalibata)

Pada mulanya, ini tentang air hujan. Ketika di suatu pagi, aku terjebak hujan di terminal Kampung Melayu. Jalanan penuh genangan. Menungggu hujan reda, di bawah jembatan layang Casablanca, aku berfikir tentang banyak hal. Tentang perjalanan ini. Begitu banyak yang berubah.
Berbicara tentang perubahan, aku selalu ingat kau. Karena proses itu dimulai dari pertemuan kita. Hiks.. jadi ingat, bagaimana dulu aku begitu bersemangat. Selalu asyik membawa tema-tema baru untuk diperdebatkan. Aku memang anti kemapanan. Dan aku bangga -saat itu- dengan gaya asal beda itu. Setiap berita di Koran pagi, aku analisa dengan gayaku. Bahkan beberapa nilai-nilai ajaran agama aku coba kaji dengan logikaku sendiri. Masih ingat betul, bagaimana dulu kita berdebat seru tentang tidak perlunya syarat wali nikah untuk mempelai wanita. Hehe…

Setiap kali aku memancing tema-tema yang seru untuk diperdebatkan, kau tampak tidak suka. Bahkan kadang sengaja mengalihkan arah pembicaraan. Walaupun esoknya, kau bawakan aku buku, majalah, ataupun hanya secara lesan kau bacakan aku ayat atau hadits sehubungan dengan tema yang aku permasalahkan. Kadang aku jadi malu, karena jawabanmu itu sangat mengena dan secara rasional memang lebih tepat. Padahal kau menyampaikannya dengan hati-hati agar tidak menyinggungku atau terkesan menggurui. Aku merasakan itu.

Semakin hari, semakin dalam aku hanyut pada arus pemikiran baru…. Seakan ada energi baru dalam isi kepalaku. Dari buku-buku yang sengaja kau bawakan untukku, dari makalah-makalah agama, juga dari sikapmu yang sungguh membuat aku malu. Selama ini aku sadari lebih sering sekedar belajar tentang Islam dari pada menjalani Islam. Ternyata Islam bukan sekedar ilmu melainkan penataan hidup yang benar-benar lengkap. Sejalan dengan itu, aku mulai aktif berinteraksi dengan teman-teman seperjuangan…mulai mengurangi sekedar berkata-kata, melainkan berbaur dalam kerja nyata. Kadang kau ajak aku ikutan bakti sosial, bikin bazaar sembako murah, ikutan demonstrasi bareng mahasiswa, juga mulai rajin ke masjid untuk sholat jamaah -sesuatu yang sebelumnya jarang aku lakukan- hmm… aku memang berubah.

"Islam adalah sebuah system universal yang lengkap (komprehensif, totalitas, dan integral) mencakup seluruh aspek hidup dan kehidupan. Islam adalah negara, bangsa dan tanah air, pemerintahan dan rakyat. Islam adalah akhlaq dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan. Islam adalah kultur dan perundang-undangan, sains dan hukum. Islam adalah materi, usaha dan kekayaan. Islam adalah jihad dan dakwah, tentara dan ideologi, sebagaimana juga Islam adalah aqidah yang murni dan sekaligus ibadah yang benar…."

Aku bahagia bisa terus ber-Islam bersama dengan saudara-saudaraku dalam jama'ah ini. Bagaimanapun juga, jazakumulloh…. Akhi wa ukhtiii….(khus: ntuk abang dan teteh, syukron katsiron..)

Hujan belum juga reda, aku berlari-lari kecil… mengejar mikrolet M16, dengan semangat baru -alunan nasyid "Tekad"nya Izzis dalam dada- teringat ada dua (waktu itu bunga belum lahir) mad'u menunggu di rumah, wajibat utama yang harus aku selesaikan. Semoga….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...