Rabu, 18 Mei 2011

Catatan sepanjang hari... dari saldo amanah hingga pertanyaan untuk Cinta...

Menggigit pagi....
menyeduh kehangatan waktu fajar.....
dan pagi, terbangun dalam ingatan saldo amanah yg menumpuk, namun bagaimanapun juga hari harus dijalani....

Menuang siang ke cawan jiwa....
kedinginan dalam siang....
walau tertatih, mencoba menuang makna pada cawan waktu.....
hujan menghiburku, dengan tarian air tercurah dan nyanyian deru angin... air mata biarlah mengalir sahaja....
yang tersisa setelah hujan di siang hari, adalah aroma tanah basah, bulir2 air tersisa di kaca jendela, dan cahaya matahari melewatinya ciptakan pendar2 gaib......

Senja tergunting resah, ilalang menusuk ingatan, dan gelisah tersebar di padang jiwa......
mencoba merobek senja, dan biarkan langit menganga....
senja harus datang, sedang denyut tak beraturan di pangkal otak itu tak kunjung berhenti.....

Setelah matahari ditelan gelap, aku baru beranjak.... Maaf, terlambat pulang....

Dan malam, menjadi benderang dalam benak....
terhuyung berjalan pulang. Dan saat angin menyapa, aku jawab: ini perkara waktu, karena jika kita bilangan bulat, maka manfaat adalah pembilang dan waktu adalah penyebutnya... berapa nilai kita?

Mengecek ulang, saldo semangat hari ini...

Dan mengapa aku masih mencintaimu?
Mungkin jawabannya sama dengan jika kau tanyakan mengapa ombak tak bosan2nya menampar karang....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...