Senin, 15 Desember 2008

Syuro;

"Syuro" adalah satu sarana yang membuat jama'ah ini menjadi lebih indah; di dalamnya kami dapat berbincang dari hati ke hati, dengan niat yang lurus, dengan dasar pemikiran yang logis-rapih-terarah-terukur.

Kami saling membuka diri, namun tetap waspada dari kepentingan-kepentingan yang sifatnya pribadi, langkah yang infirodiy (single fighter); kami berangkat dari kesadaran yang sama, bahwa kami adalah satu tubuh; dalam pengambilan keputusan, kami selalu pertimbangkan latar belakang, orientasi, dan tujuan kami bersama secara utuh.

Dalam diskusi, atau bahkan debat (jidal) tak lupa kami beri bumbu "cinta"; kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang mewakili rasa sayang, rasa kepedulian kami kepada sesama. Sehingga ketika keputusan diambil, yang muncul dalam dada adalah perasaan lega, walaupun pada awalnya tidak sejalan dengan pendapat kita.... perasaan lega ini lahir karena pikiran yang terbuka, hati yang menerima, dan jiwa yang mantap sepakat bahwa keputusan syuro ini adalah keputusan terbaik yang memang Alloh tetapkan untuk kita.

Berbekal perasaan lega dalam menerima putusan syuro inilah, kami bersama ber-azam (bertekad) untuk melaksanakan keputusan syuro tersebut dengan segenap jiwa dan raga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...