Sudah cukup lama, kita tidak ngobrol. Dengan dalih masih banyak urusan, aku lebih sering menggunakan rumah kita hanya sebagai tempat istirahat. Tidak lebih. Tempat capek, ngantuk, pegel-pegel. Energi-ku banyak terbuang di luar rumah. Walhasil, berbincang secara pribadi denganmu menjadi barang langka.
Aku memang harus banyak belajar. Belajar bagaimana membuat rumah tetap menjadi surga untuk-mu, dan juga surga untuk anak-anak. Selama ini, memang sudah menjadi surga untuk-ku, karena aku memang sudah cukup dimanjakan oleh-mu, Haya, bahkan Bunga. Tapi sudahkah menjadi surga untuk-mu???
Juga belajar bagaimana membuat cinta menjadi lebih implementatif, belajar menghargai simbol-simbol kasih sayang, yang selama ini sering aku abaikan (bingkisan ulang tahun, ajakan makan siang bareng, hadiah2 kejutan,….) –dengan dalih mendesakralisasikan simbol-simbol itu dalam kehidupan kita, aku memang sengaja mengabaikan semua itu.Belakangan aku sadari, bahwa simbol itu tetap penting dalam mengusung nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Maaf ya….
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar