bencana datang di luar batas duga
sekejap memporandakan rencana
pesan langit agar selalu bersiaga
keputusan itu pasti dan bisa kapan saja
saat hempas kitalah bongkah cinta ini
tertampar gelombang kitalah serpih kasih
rengkuhan tangan sebisanya
bernafas semampunya di sisa sisa
gelapnya buih hitam tersedak di penuh dada
pekatnya ombak tercekatnya nafas
berbiak sakit mengunyah kesadaran
kerinduanNya lah yang memeluk hangat jiwa jiwa terpilih
terseraklah makna
tercecerlah kesadaran
pasti ada titik di akhir kalimat
pasti ada henti di derap langkah.
Bekasi, 29 September 2018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Kamis, 04 Oktober 2018
Tersergap pengap
ruang ini lembab
cahaya tertahan
ruang ini pengap
udara terdiam
bukalah jendela
biarkan mentari peluk kita
bukalah jendela
biarkan angin lalu lalang di sela sela
merdeka menjadi kata rindu
merdeka menjadi tanda tanya
berpikir itu bulir bulir sisa embun
tersiksa dalam patuh yang tak masuk akal
kita bahkan mengiris perlahan keyakinan
menaburkan padanya debu debu keraguan
dan jendela masih saja tertutup
meringkuk dalam kejumudan panjang.
Bekasi, 29 September 2018
Poetoe
cahaya tertahan
ruang ini pengap
udara terdiam
bukalah jendela
biarkan mentari peluk kita
bukalah jendela
biarkan angin lalu lalang di sela sela
merdeka menjadi kata rindu
merdeka menjadi tanda tanya
berpikir itu bulir bulir sisa embun
tersiksa dalam patuh yang tak masuk akal
kita bahkan mengiris perlahan keyakinan
menaburkan padanya debu debu keraguan
dan jendela masih saja tertutup
meringkuk dalam kejumudan panjang.
Bekasi, 29 September 2018
Poetoe
Langganan:
Postingan (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...