waktu terhidang di sajian pagi, berdua kita berhadapan
sambil bertatapan kita nikmati semangkuk waktu itu perlahan
berteman secangkir hasrat yang hangat
tangan kita bergenggaman, dengan kaca mata cinta menikmati berita pagi
betapa nyawa seperti kawanan anak itik di tepi telaga maut
sangat dekat, sekali langkah lalu lompat.
sudah.
perlawanan hanya basa basi mimpi yang berambisi tampil di panggung kenyataan
bergantian
bentak membentak
teriak meneriaki
elok tubuh kebodohan yang tanggalkan baju kepura-puraan
satu-satu
bugil tanpa tabir
jujur yang terlambat hadir adalah aib kedunguan yang berdendang sumbang
maka sudahilah,
lelah jiwa rindu pelukan
letih hati harap kecupan
berkelindan kita dalam pagi yang beranjak siang.
Halte pancoran tugu, 25092019
Poetoe
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar