dan di antara rambu itu kaki berjingkatan
memaknai waktu yang limbung
mana kini mana nanti mana tadi
jadi hempaskan saja nafas beratmu
untuk buktikan bahwa ingatan itu masih mengental di kepala
walau kenangan itu kau siksa dengan duri hari ini
ia bertahan
terseok memang
namun ia bertahan
karena luka lama telah berulang tersayat lagi
jadi dewasalah kita
melampaui sesepuh kita
yang justru meringkuk dalam kekanakannya
tapi sudahlah
memakluminya adalah ujian hidup
semakin cerdas tentu semakin mudah memakluminya
jadi ringan saja abaikan yang pantas terabai
jadi biasa saja mainkan rasa hingga kebas
sini
duduklah di sini
angkat kepalamu
langit senja sedang memandangimu
langit yang sama, yang saat ini juga aku tatap
merah
merah
menggelap.
Senja/cawang, 19/02/2016
poetoe
Senin, 29 Februari 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar