Jumat, 18 Juni 2010

QS 2: 208

Mengunyah perlahan QS 2:208, betapa Islam itu menelan bulat2 seluruh hidup kita, memang semestinya WAWASAN KEBANGSAAN itu mewarnai setiap AGENDA DAKWAH kita; hingga lahir-lah Dai yang Pejabat, Dai yang Birokrat, Dai yang Pedagang, Dai yang Seniman, Dai yang Direktur, bahkan Dai yang Pramuka!! Saatnya setiap kita ambil bagian dari pengelolaan Bangsa ini.

Jika mau buktikan bahwa Islam memang rahmatan lil'alamien, rasanya memang sudah saatnya kita lebih luas memandang amanah sebagai "kholifah" di bumi ini. Bahwa semestinya kita mengambil peranan lebih luas untuk berkonstribusi lebih jauh dalam pengelolaan urusan Bangsa ini. Dalam semua sektor; IPOLEKSOSBUDHANKAM. Tentu menjadi konsekuensinya adalah bahwa kerja dakwah ini menjadi lebih berat. Ruang lingkupnya menjadi lebih luas, dan ini membutuhkan perencanaan yang matang. Paling tidak, di bidang SDM-nya, kita butuh "ragam kompetensi".

Kamis, 10 Juni 2010

bersamamu dalam waktu

uff.. betapa waktu terlipat-lipat oleh kenangan dan ingatan kita; hiks!

Waktu memang terus bergerak, namun otak kita... yang bermodalkan ingatan juga kenangan sesekali menarik kita ke belakang; dan dengan mimpi dan harapan kita justru terlempar jauh ke depan... hanya dengan tetap bersamamu aku berharap mampu bertahan di hari ini....

Jumat, 04 Juni 2010

sportifitas gaya ibu Susetyo Utami

Salah satu pesan ibu yang masih sangat teringat adalah "Jangan lari dari akibat yang sebabnya telah kita lakukan..."

Kalimat ini saya simpan; karena rasanya pesan ini bisa menjadi pilar penting dalam menjaga diri kita dari sikap curang. Karena keinginan lari dari akibat yang sebabnya telah kita lakukan adalah bibit dari 'kecurangan'. Karena kita melawan hukum kasualitas, hukum sebab akibat.

Masih teringat dulu, kalau kita tidak mau belajar sungguh-sungguh saat menghadapi ujian, maka kata ibu "jangan kaget kalau nanti hasil ujiannya mendapat nilai buruk". Anak yang sering menyontek, sesungguhnya diawali dari ketakutannya mendapatkan nilai buruk, sementara ia memang kurang bersungguh-sungguh untuk belajar... kalau memang tidak belajar dengan benar, jadi wajar dong kalau nanti kita dapatkan nilai buruk...

Ini prinsip sportifitas yang indah, cikal bakal lahirnya integritas. Jika kita memahami betul hukum kasualitas, dan menerima hukuman itu adalah hal yang sewajarnya untuk seorang yang melakukan kesalahan, maka tak ada lagi orang2 yang sibuk membela diri, sibuk menyembunyikan dosa2nya, mencoba lari dari hukuman atas kesalahan yang memang telah ia lakukan.

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...