Seharian dalam perjalanan, setiap rehat aku
usahakan di masjid atau mushola, sehingga bisa sesaat memberi hormat pada
tempat ibadah itu dengan dua rokaat. Ada terlintas, tentang pentingnya ruang
untuk menampung mata air ide, seperti belik pada tepian sungai. Menampung mata
airnya, untuk dapat dimanfaatkan kejernihan airnya.
Terpikir,
di masa senja nanti menyiapkan ruang khusus untuk istirah. Tempat berdiam diri,
membaca, diskusi, atau menulis.... semoga dapat terwujud.
Aamiin.
Majalengka,
10 Juli 2016
Poetoe.
Sabtu, 23 Juli 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar