Jumat, 03 Juni 2016

obrolan siang di waroeng mbak Noor

Kami berkumpul di meja makan. Tidak sekedar menikmati hidangan. Karena kami berbincang. Perbincangan itu nutrisi hati. Seperti salah satu bagian dari kurikulum kami, aku gunakan saat ini untuk mempresentasikan hasil endapanku semalam. Tentang bagaimana dosa itu terulang dan terulang lagi. Bahkan saat nalar yang memimpin pun tetap saja dosa itu terulang dan terulang.

Aku butuh peran hati,  sebagai sarana meringankan beban. Cara pandang yang sakti, yang dapat mengubah siksa menjadi nikmat, mengubah rintangan menjadi tantangan. Kuncinya adalah hati.

Entahlah, aku hanya sekedar presentasikan endapan pemikiranku semalam, sepertinya belum utuh, mungkin aku butuh mengulanginya lagi nanti malam. Seperti tinggal kelas, aku harus belajar ulang tentang materi ini. Hati, nalar dan dosa.

waroeng mbak Noor, 20/04/2016
poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...