Senin, 07 Desember 2015

matahari

Waktu memang tentang malam lalu siang, gelap lalu terang. Semangat jalani hidup bisa dirasa saat hati berharap bertemu pagi di malam hari. Kerinduan bertemu matahari di esok hari adalah energi. Harapan matahari esok pagi adalah matahari yang cerah, terang membuka ruang,  juga hangat menjaga raga dan rasa.

Demikian pula kau matahariku, aku rindu kau sebagai suluh, menyelamatkanku dari tenggelamku di kubangan rawa kata-kata.

Dan matahari terbit lagi... Entah yang ke sekian kali. Aku tak seberapa risau,  bagiku yang penting melihatmu cukuplah. Telaga pengetahuan di matamu, juga tali kendali atas jiwaku yang tersangkut di rantingmu.

Kau tahu bahkan saat pagi adalah mendung yang gelap, dan tak kulihat matahari aku tetap yakin kau ada. Bukankah yang tak terlihat itu tidak lalu tidak ada?

Matahari, mungkin kebutuhanku atasmu serupa daun butuhkanmu untuk proses fotosintesis.

Selamat terbit lagi. Matahariku. Tetap cerah dan bercahaya lah.

Semesta, 07/12/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...