Memahami diri dengan melihat potensi dosa dan kebaikan sebagai fithrah jiwa. Sehingga dapat terbaca dari mana sebab dosa. Antara pemakluman dan kesadaran atas kesalahan. Titik tengah. Karena terlalu memaklumi diri jadi sepelekan dosa. Sikap sebaliknya bisa menjebak rasa bersalah berlebihan.
Kesadaran atas dosa pun harus berlanjut pada rencana tertata untuk meninggalkannya. Rencana tertata itu juga pertimbangkan potensi godaan yang akan membuat dosa terulang. Semacam internal kontrol.
Bisa juga dengan melibatkan pihak lain untuk ikut mengawasi. Bersama akan lebih mudah dibanding sendiri. Pantaslah jika salah satu "tombo ati" adalah berkumpul dengan orang shaleh. Karena kebaikan itu menular. Paling tidak bersama komunitas kebaikan potensi dosa kita terminimalisasi.
Semoga dimudahkan langkah kita. Aamiin.
Poetoe, 24 Ramadhan 1436H.
Kamis, 16 Juli 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya buku "percakapan tentang rindu dan waktu" tiba di rumah, siap dikirim buat teman-teman yang sudah pra pesan. Seneng rasan...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
"Pagi gelap, seakan matahari telat terbit padahal ia hanya sembunyi di balik mendung; walau gelap, orang2 tetap bergerak cepat, jd inga...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar