Sabtu, 11 April 2020

Menua Bersama

dunia mungkin serupa kelereng yang terendam dalam larutan waktu di gelas semesta
selalu ada jejak masa atas apapun
yang baru jadi lama
yang segar jadi layu
yang bergaris tegas jadi kusam buram

seperti kita yang menua bersama
anakanak tumbuh mendewasa
tawa mereka mengiringi tahuntahun yang runtuh menyerah pada waktu
canda kanakkanak satu persatu terlipat di laci ingatan
tersisa mereka yang memasak bersama dan aku menunggu
sampai aroma harum makan siang itu mengajakku berdansa

teringat genggaman tangan kita 21 tahun lalu, sesaat setelah penghulu membimbing katakata janji kita dahulu
erat dan hangatnya masih sama
hanya kulit kita tak sehalus dulu
ada ruamruam kambium atas luka,
luka sembuh dibasuh suka, namun muda tetap beranjak tua.

dan aku merasakannya, ada wajahmu yang bercerita panjang tentang perjalanan kita
bahwa masih jauh, janganlah mengeluh
butuh bekal cinta dan jangan lupakan peta

tepat tengah malam, saat resmi usiamu bertambah, aku hanya menikmati wajahmu
ternyata berdiam di sebelahmu itu sudah cukup jadi energi hatiku.

Bekasi, 11/04/2020
Pukul 00.14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...