meraba setiap depa dengan helaan nafas dalam,
meneliti setiap lengkung kurva jiwa dengan gentar gemetar dada
apakah muasal dari pertemuan?
bukankah terkadang lahir dari ketidakpastian?
bukankah tanpa rencana itu tidak lalu semakna kemustahilan?
limbung, lalu rindu dinding untuk bersandar
lengah, lalu butuh sentuh untuk tetap sadar.
padamu yang entah siapa dan tak seberapa aku kenal itu, ku minta tabik tanganmu, ajak aku dalam gulitamu.
kuingin rehat barang sejenak.
Halte UKI, 28032018
Poetoe
Jumat, 11 Mei 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar