Di pinggir waktu
tempat yang tak terlalu aku kenal
menenggak kopi serupa air putih
dan matahari menunduk malu di balik awan
aku bercerita tentang hal yang mengejutkanmu
ternyata aku bisa punya rahasia juga
kupikir aku sudah telanjang
jadi beginilah
aku monster yang tertanam dalam tubuh bocah. Dulu.
Sekarang tentu tak lagi bocah, namun monster mungkin saja masih.
Larutan kopi mengisi penuh nadi,
darah merah menghitam
sejarah memang hitam bukan?
Mungkin itu yang membuat sesekali kau lupakan nikmat kenangan.
Aku di sini.
Di pinggir waktu, di tempat yang tak terlalu aku kenal. Bersama secangkir kopi, cangkir kopi keduaku hari ini. Dan aku menenggaknya serupa air putih saja.
Rest Area 57, 8/9/2016
Poetoe
Kamis, 20 Oktober 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar