Jumat, 30 Mei 2014

nDalang Sore - Lelakon Sengkuni nDalang -

Ketika sengkuni keluar dari layar, lalu rebut kekuasaan dalang...
kepura-puraan pun menjadi arus utama, dan dusta menyemesta
Seperti cinta yang kehilangan pegangan, terseret oleh dengki juga ambisi, tertatih tatih nyaris tersuruk.
bagaimana tidak, jika kata-kata mencercau di semua media. Padahal dusta, padahal jelas pura-puranya, pembaca dan pemirsa ndomblong
mana berita mana cerita tak lagi beda. Blaik! mending menatap langit senja saja. Muak dengan topeng itu....
arus utama sudah mulai kotor, tak lagi jelas ke hilir yang mana. Mungkin memang saatnya beranjak, keluar dari lumpur jijik ini.
Bersama senja, semua menjadi semakin nampak jelas. Bahwa ini polah sengkuni yang menjelma jadi dalang. Terlihat senyum jahat dibalik topeng.

Yang tersisa hanya rapal doa, benamkan mereka saja ya Tuhan dalam lubang gelapmu, agar langit kembali terang

#nDalangSore

Jumat, 16 Mei 2014

Lelakon (yang antiklimaks)

Diawali dari lelakon yang harum tingkah polahnya, membuat terpukau kuli tinta dan media, penggemar menghamba dengan cara nan lebay;
asyik ia menari laksana peri atau bidadari, tebar pesona, lakukan hal-hal yang aneh di kalangan warga dunia yang kotor;
siapa sangka, bila kemudian terlihat ada luka menganga di balik jubah pencitraannya. Luka dari sabetan belati ibunya sendiri;
Luka yang memanjang juga dalam, merobek hingga nurani. Keindahan hati terciderai haus akan kuasa, dan lapar oleh harta, juga puja;
si dia kini memakai topeng "datar". Sembunyikan luka itu. Senyumnya adalah perih, tawanya adalah sumbang, ia hanya petugas saja;
Lihat saja nanti, pada puncaknya ia hanya akan menjadi temanten mendampingi sosok ceria tanpa makna. Sang ratu pura-pura. agh! #lelakon

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...